Selalu ada cerita di balik berbagai kegiatan internasional
yang diikuti oleh para dosen. Kali ini datang dari seorang dosen Pendidikan
Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Muria Kudus (UMK), Diah Kurniati, S.Pd., M.Pd. Tiga hari berada di Malaysia
dalam rangka mengikuti 12th Asia TEFL Conference and 23rd
Melta International Conference menorehkan banyak cerita terkait dengan
penyelenggaraan acara tersebut.
kiri; Diah Kurniati, Fitri Budi Sutyani kanan; Farid Noor Romadhon |
Bersama dua orang dosen lainnya, Fitri Budi Sutyani, S.S.,
M.Pd dan Farid Noor Romadhon S.Pd., M.Pd, mereka menuangkan ide mengenai
pembelajaran Bahasa Inggris yang terbungkus dalam tema “Developing Sustainable
Quality in English Language Education: Evolving Policies, Innovating Practices,
Transforming Learning” pada 28 – 30 Agustus 2014 lalu di Borneo Convention
Centre (BCC) Kuching, Sarawak, Malaysia.
Acara yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali ini
diikuti oleh dosen, guru dan pemerhati pendidikan. Diah menyatakan banyak
pengetahuan dan jaringan baru didapat dari konferensi ini.
“Ini adalah kegiatan yang bagus untuk mencari dan memperluas
networking,” ungkapnya.
Diah menyoroti satu hal yang unik dari konferensi ini, yakni
adanya Poster Session oleh beberapa
mahasiswa Malaysia. Setiap peserta yang kurang tertarik dengan presentasi di
dalam ruangan dapat menikmati hasil penelitian oleh para mahasiswa. Hasil
tersbeut berupa printout yang
ditempel dan disajikan kepada setiap pengunjung. Kemudian mereka standby di stand masing-masing untuk
bersipa menjawab berbagai pertanyaan.
Stand-Mahasiswa |
“Penelitian yang mereka buat sederhana. Misalnya membahas
tentang pengajaran speaking melalui
media monopoli. Nah, mereka sajikan ringkasan penelitian bersama media hasil
ciptaannya di Poster Session
tersebut,” jelas Diah.
Diungkapkan olehnya bahwa ide tersebut dapat diterapkan di
acara konferensi serupa seperti pada TEYLIN International UMK. Sehingga
diharapkan mahasiswa dapat terdorong untuk melakukan penelitian dan berani show up di depan banyak orang. Di sisi
lain mahasiswa semakin kreatif dalam menciptakan media pembelajaran
Sebagian besar guru yang mengikuti acara ini berasal dari
Malaysia. Alasan terbesarnya adalah belum banyak guru berani tampil di khalayak
umum. Dalam presentasinya, mereka menampilkan teknik mengajar dan teknik
penilaian.
Seorang pengajar dari University of Nottingham, Malaysia,
Prof. Ganakumaran Subramaniam menyatakan bahwa konferensi Asia TEFL adalah
wadah yang tepat bagi dosen, peneliti dan praktisi untuk saling berbagi
pengetahuan dan pengalaman.
Tak hanya itu, konferensi ini dapat menjadi wadah untuk
mendiskusikan banyak hal termasuk di dalamnya adalah peningkatan jaringan
kerjasama profesional dan fokus pada pengajaran Bahasa Inggris.
“Mengikuti acara ini tidak hanya saling sharing penelitian, namun juga mendapat banyak kesan dan tentunya
rasa bangga yang tinggi,” pungkas Diah.
0 komentar:
Post a Comment